Dua Proses Pada Konstruksi Jalan Raya

Posted by boenes on Wednesday, May 4, 2016

Salah satu dari Anda pastinya pernah melihat proyek konstruksi jalan raya. Entah pembuatannya atau bahkan ketika proses pelapisan dengan aspal. Semua kegiatan tersebut melibatkan alat berat beserta suku cadang alat beratnya sehingga tak jarang menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar proyek pengerjaan jalan. Alat berat ini berfungsi untuk membantu kelangsungan konstruksi pembangunan jalan dan kehadirannya pun mutlak diperlukan.

Nah, bagi Anda yang belum tahu, dalam proses pembuatan jalan raya ada proses yang harus ditempuh yakni penghamparan dan juga pemadatan. Keduanya berfungsi untuk menunjang kekokohan jalan dan hasilnya pun ikut menentukan mutu pengerjaan proyek jalan raya. Mengingat pentingnya kedua proses ini, tak jarang pengerjaannya dilakukan dengan sangat teliti dan juga hati-hati.

Yang pertama adalah proses penghamparan. Ketika memasuki proses penghamparan, yang harus dilakukan adalah memeriksa lapisan di bahu jalan lama. Jika di jalan yang lama ditemukan kerusakan ataupun berlubang, maka hal tersebut harus segera diperbaiki sebelum masuk ke proses penghamparan. Setelah jalan lama sudah diperiksa dan siap memasuki tahap selanjutnya, maka penghamparan pun sudah bisa dilakukan. Proses penghamparan ini bisa dilakukan dengan meletakan lapisan pondasi baru di atas permukaan asal lama. Namun demikian, jika Anda memang memilih jalan ini, maka Anda harus melakukan penggaruan atau pengaluran di atas aspal lama agar lapisannya terlihat lebih baik. Tebal lapisan yang ingin digunakan dalam penghamparan, jika lebih dari satu pun harus diperhatikan agar memiliki tebal yang sama antara satu dengan yang lainnya.

Yang kedua adalah proses pemadatan. Dalam proses pemadatan, semua material yang diperlukan dicampur menjadi satu untuk membuat lapisan jalan. Lapisan ini nantinya akan dipadatkan dan membentuk kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum. Kemudian jika lapisan sudah jadi, Anda bisa memulai proses pemadatan. Pemadatan harus dimulai dari bagian tepi kemudian sedikit demi sedikit bergerak ke arah sumbu jalan dengan arah memanjang. Proses ini terus diulangi hingga seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapisan jalan telah padat secara merata. Jika ada bagian yang tidak terjangkau oleh mesin gilas, Anda bisa memadatkannya dengan alat pemadat lain yang cocok dan bisa diaplikasikan pada bagian tersebut.

Namun, prosedur ini akan berbeda jika membangun jalan dalam bentuk jembatan, karena akan ada lebih banyak hal yang harus dipersiapkan saat membangun jembatan. Karena, pondasi jembatan haruslah kokoh dan mampu untuk menahan beban di atasnya. Selain itu, jika pembangunan konstruksi jembatan dibuat asal-asalan, tidak hanya dapat berdampak pada rusaknya jalanan, tetapi bisa beresiko pada runtuhnya jembatan. Hal ini tentunya sangat berbahaya. (Tr)
More aboutDua Proses Pada Konstruksi Jalan Raya